Hadist

Narrated By Abu Sa'id Al-khudri and Abu Huraira

The Prophet said, "No fatigue, nor disease, nor sorrow, nor sadness, nor hurt, nor distress befalls a Muslim, even if it were the prick he receives from a thorn, but that Allah expiates some of his sins for that."

Wednesday, December 19, 2007

MA'RIFATULLAH



Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah.“…” (Q. S. Ar Ra’d (13) : 16)

RINGKASAN PENGANTAR KAJIAN MA'RIFATULLAH


Pembahasan ini merupakan pembahasan yang wajib diketahui oleh setiap muslim, sebagaimana wajibnya seorang muslim untuk mengenal Tuhannya, Allah Swt. Pembahasan ini merupakan pengantar dari kajian Ilmu Tauhid (Ke-Esa-an Allah Swt.) dan berdampingan dengan pembahasan mengenai Ma’rifatul Insan (mengenal manusia). Diharapkan dengan menguasai kajian-kajian tersebut seorang hamba dapat lebih mengenal dirinya sebagai hamba dan bagaimana seharusnya bersikap sebagai hamba, dan juga lebih mengenal Tuhannya, Allah Swt., sehingga ia mengetahui bagaimana ia bersikap di hadapan Tuhannya serta beribadah sesuai dengan apa yang dikehendaki Nya menurut apa yang disukai Nya.

Sebagai contoh dari harapan pembahasan ini adalah mengenal (salah satu) Sifat Allah Swt., bahwa Ia Swt. adalah Maha Besar dan sebaliknya bahwa manusia penuh dengan kelemahan. Setelah mengetahuinya diharapkan seorang hamba akan dapat merasakan Kebesaran Allah Swt. dan merasakan kelemahan dirinya sehingga tidak ada lagi padanya sifat sombong, merasa hebat, merasa besar, merasa paling benar dsb.

Begitu pula dengan memahami bahwa Allah Swt. adalah Sang Pemberi Rezeki misalnya, maka diharapkan dapat menghilangkan pula sifat ketergantungan seorang hamba kepada hamba yang lainnya dari sisi ekonomi yang menyebabkannya dapat terjajah baik secara fisik, ideologi, pemikiran, sosial, politik atau yang lainnya.


I. LINGKUP PEMBAHASAN
Dalam materi (awal) Ma’rifatuLlah ini lingkup pembahasan dibatasi kepada pengertian Rabb, di mana Allah Swt. adalah Rabb seru sekalian alam. Adapun pengertian Rabb adalah Pencipta, Pemilik, Penguasa, Pengatur dan Pemberi Rezeki, di mana kita sebagai muslim mengetahui dan meyakini permasalahan ini adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi.

Allah Swt. berfirman:

“Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah.“…” (Q. S. Ar Ra’d (13) : 16)

“Allah menciptakan segala sesuatu…” (Az Zumar (39) : 62)

“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberinya rizkinya…” (Q. S. Hud (11) : 6)

“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.” (Q. S. Al An’aam (6) : 12)

Pengertian Allah Swt. sebagai Rabb seru sekalian alam ini pun diakui oleh orang-orang kafir jahiliyyah sebagaimana tertera dalam ayat:

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: ’Allah’,…” (Q. S. Az Zukhruf (43) : 87)

Bahkan iblis, makhluk yang telah dilaknat Allah Swt. seperti yang tertera dalam Al-Quran, juga mengakui hal ini sebagaimana tertera dalam ayat berikut:

“…Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (Q. S. Al A’raaf (7) : 12)

Dari sini terlihat bagaimana sangat mengherankan jika kita melihat dalam kenyataan, adanya orang yang tidak mengakui keberadaan Allah Swt. atau tidak mengakui Allah Swt. sebagai Pencipta (na'uudzubiLlah). Karena seperti terlihat jelas dalam ayat di atas, bahkan iblis pun mengakui bahwa Allah Swt. telah menciptakannya dari api. Dalam ayat tersebut pun terlihat bagaimana iblis juga mengakui bahwa kelebihan yang dimilikinya merupakan pemberian murni dari Allah Swt. (namun iblis menolak taat kepada Allah Swt. yang menyebabkannya menjadi terlaknat – na’uudzubiLlah). Lalu dimanakan derajat orang yang tidak mengakui eksistensi Allah Swt.? Sekali lagi: Na’uudzu biLlahi min dzaalik.


II. KEKUATAN DALIL
Eksistensi Allah Swt. sebagai Rabb seru sekalian alam ini dikuatkan oleh berbagai dalil-dalil dan bukti-bukti yang kuat yang telah disiapkan Allah Swt. untuk manusia dalam berbagai bentuk bagi orang-orang yang mau menggunakan akalnya dan menggunakan petunjuk yang telah diberikan kepadanya.

a. Dalil Naqli (Al Quran dan As Sunnah)
Begitu banyak dalil dalam Al Quran yagn menyatakan bahwa Allah Swt. adalah Pencipta, Pemelihara, Pengatur, Penguasa seluruh alam semesta seperti yang telah banyak disebutkan di atas. Dalam firman Nya yang lain, bahkan Allah Swt. memperkuat persaksiannya seperti terlihat dalam ayat:

Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". (Q. S. Al An’aam (6) : 19)


b. Dalil ‘Aqli (Rasio / akal)
Allah Swt. berfirman:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (Q. S. Ali ‘Imraan (3) : 190)

Begitu banyak bukti Kebesaran Allah Swt. yang dengan mudah akan kita dapati di sekeliling kita, atau bahkan lebih dekat lagi, yaitu pada diri-diri kita. Bagaimana Allah Swt. telah dengan sempurna menciptakan alam raya ini dengan sedemikian teraturnya, sedemikian sempurnyanya yang semuanya tidak lain hanya menunjukkan Kebesaran Nya semata.

Seorang cendekiawan Turki terkemuka, Harun Yahya, dalam salah satu karyanya menerangkan bagaimana fakta penciptaan yang ada sangat menunjukkan keberadaan Sang Pencipta, Allah Swt. Hal ini dapat dilihat dalam sebuah contoh kasus sederhana, di mana beberapa makhluk tertentu (serangga, dari salah satu jenis lalat) memiliki kemampuan untuk menyerupai makhluk lain yang dapat menakut-nakuti hewan pemangsa.

Dari contoh kasus kecil ini terlihat bagaimana seekor serangga kecil yang tidak memiliki jaringan otak yang memadai untuk berpikir dapat melakukan sebuah aksi yang menakjubkan dalam mengusir pemangsanya dengan menyerupai hewan lain yang ditakuti oleh si pemangsa.

Pertanyaannya adalah: Riset seperti apakah yang sudah dilakukan si serangga tersebut sehingga ia bisa mengetahui apa yang ditakuti lawannya dengan otaknya yang sedemikian kecilnya? Berapa lama dia melakukan riset tersebut padahal kebanyakan serangga hanya berumur beberapa minggu saja? Dari manakah ia mendapatkan data tentang hewan yang ditakuti pemangsanya tadi? Dan jika semua itu telah didapat, bagaimanakah ia mempersenjatai dirinya dan melengkapi dirinya dengan perangkat-perangkat yang dapat membuatnya menyerupai hewan yang ditakuti pemangsa tadi (padahal perangkat tersebut tidak lain adalah anggota tubuhnya sendiri yang telah dimilikinya sejak ia ada di muka bumi ini)?

Sungguh, dalam setiap penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda Kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal. Benarlah Allah Swt. dan Rasul Nya saw.


c. Dalil Fithrah (Bukti Fitrah)
Setiap fitrah manusia yang lurus akan mengakui keberadaan Rabbnya dan Rabb seru sekalian alam, Allah Swt. Hal ini digambarkan oleh NabiyuLlah Ibrahim as. ketika dalam ‘masa pencarian’nya seperti terlihat dalam ayat berikut:

“Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”. Kemudian tatkala melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”.” (Q. S. Al An’aam (6) : 76 – 79)

Selain itu, jauh sebelum manusia diturunkan ke muka bumi, Allah Swt. telah mengambil persaksian dari setiap jiwa untuk mengakui Allah Swt. sebagai rabbnya. Hal ini dapat dilihat dalam Al-Quran pada ayat:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Q. S. Al A’raaf (7) : 172)


III. BUAH DARI MENGENAL ALLAH SWT.
Hasil yang diharapkan dari kita mengenal Allah Swt. adalah bertambahnya iman dan takwa kita kepada Nya, yang semuanya tercermin dalam setiap betikan hati kita – baik dalam niat ataupun yang lainnya, tutur kata kita dan tingkah laku serta amalan kita. Hal ini menyebabkan kita dapat meraih manfaat-manfaat besar lainnya yang Allah Swt. anugerahkan , baik di dunia maupun di akhirat.

1. Manfaat Di Dunia
a. Al-Hurriyah (Kebebasan) dan al-Amn (Keamanan)
Kebebasan bagi orang yang mengenal Allah Swt. didapatnya dengan bebasnya diri hamba tersebut dari keterikatan dan ketundukan kepada selain Allah Swt. Dengan mengenal Allah Swt. sebagai Pemberi Rezeki contohnya, dapat menjadikannya bebas dari sifat-sifat rendah seperti tamak, keinginan memiliki yang bukan miliknya atau bebas dari keterjajahan dari negara penghutang misalnya. Mereka pun merasa aman karena mengetahui bahwa Allah Swt. adalah Pengatur segala sesuatu yang tidak akan terjadi sesuatu pun melainkan dengan Kehendak Nya semata, sementara mereka merasakan jaminan perlindungan Nya disebabkan keimanan mereka. Allah Swt. berfirman:

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q. S. Al An’aam (6) : 82)

b. Ath-Thuma’niinah (Ketenangan)
Ketenangan ini merupakan anugerah Allah Swt. yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki Nya dari hamba-hamba Nya yang senantiasa berdzikir kepada Nya, di mana hal ini tidak mungkin terjadi jika seorang hamba tidak mengenal Nya. Allah Swt. berfirman:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q. S. Ar Ra’d (13) : 28)

c. Al-Baraakaat (Keberkahan)
Allah Swt. menjanjikan keberkahan ini bagi negeri-negeri yang penduduknya beriman dan bertakwa dalam firman Nya:

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q. S. Al A’raaf (7) : 96)

d. Al-Hayah ath-Thayyibah (Kehidupan yang Baik)
Allah Swt. berfirman:

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q. S. An Nahl (16 : 97)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik ra., dia berkata bahwa RasuluLlah saw. bersabda: “Allah tidak menzhalimi suatu kebaikan bagi seorang mukmin. Kebaikan itu diberikan kepadanya di dunia dan diberikan pula pahalanya di akhirat. Adapun orang kafir, maka diberi makan di dunia karena aneka kebaikannya, sehingga apabila dia telah tiba di akhirat, maka tiada satu kebaikan pun yang membuahkan pahala.” (H. R. Muslim)

2. Manfaat Di Akhirat
a. Al-Jannah (Surga)
Selain manfaat di dunia, Allah Swt. juga menjanjikan tempat kembali yang baik bagi orang-orang yang mengenal Nya sesuai yang dikehendaki Nya, serta beramal dengan ilmunya dengan beribadah kepada Nya sesuai yang dikehendaki Nya dan disukai Nya. Janji Allah Swt. ini termaktub dalam ayat:

“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (Q. S. Yunus (10) : 25 – 26)

b. MardhatiLlah (Keridhaan Allah Swt.)
Allah Swt. berfirman tentang janji keridhaan Nya ini dalam ayat:

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q. S. Al Bayyinah (98) : 8)


Demikianlah, bahwa Ma’rifatuLlah (mengenal Allah Swt.) adalah sebuah ilmu yang wajib difahami oleh setiap muslim yang dengannya (dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari) dapat menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan yang dijanjikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mengenal Nya sebagaimana Ia Swt. menginginkan kita mengenal Nya. Hanya kepada Nya lah kita menyembah dan hanya kepada Nya pulalah kita memohon pertolongan. Tiada daya dan kekuatan selain dari Nya Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa.

kuliah

Pertama saya kuliah 3 bulan pertama doang saya semangat,....:(, kesini"nya perasaan capeeeeeekkk..... banget,....fiuhhh......saya pikir kuliah kelas karyawan tu enak, santai, n gak neko", eh gak taunya,.....ABCD,...(Aduh Booo Capeeekk Dech,..) hehehhhe....
kuliah sabtu - minggu gak pengaruh banged yang namanya dispensasi buat para karyawan
  • tugas banyak,
  • gak masuk nilai berkurang,
  • gak ada waktu buat libur or nyantai dirumah dech,
  • ujiannya susah" mana essay semua lagi. :(
wah pokoknya repot deh gak seperti yang saya bayangin,.... but i'll try to face it.

Dan Alhamdulillah sekarang lagi nyusun skripsi.
Ya Allah teguhkanlah hati ku ya Allah Agar aku bisa menyelesaikan kuliahku ini dengan baik.

Amin.

Monday, December 17, 2007

Bingung ?!

Resah,...
Kenapa ya orang merasa resah... ?
Bingung,...
Kenapa juga orang merasa bingung... ?
Takut,...
Kenapa orang pernah merasa takut... ?
huffff,...

Aneh memang, kadang kita (menurut pendapat sendiri nie) merasa resah, bingung, dan takut. Padahal tidak ada yang perlu kita resahkan dan bingungkan apalagi ditakutkan.

Tapi manusiawi kalau kita pernah merasakan keresahan, kebingungan, maupun ketakutan karena kita manusia yang lemah.

Ya Allah berilah hambaMu ini kekuatan untuk melawan segala rasa itu ya Allah, la haulawalakuwwata illabillahilaliyyil azim.

Wednesday, December 12, 2007

Karena Dia Manusia Biasa

Mengapa?? Karena Dia Manusia Biasa

Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir :D manusiawi lah :P). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya. Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim. Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Sayatidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu. Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya). Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan Perkembangan persiapan pernikahannya. That's all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya.Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur.
"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini.
"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."

"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik.Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar saat itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.
"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya. Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop suratperusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe. Saya membaca satu kalimat diatas dideretan paling atas.
"Busyet dah nih orang." Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya. Saya memulai membacanya.
Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi suratitu.
Kepada YTH
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya.
Di tempat
Assalamu'alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ...... untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak. Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis.
Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. surat cinta minimalis, saya menyebutnya :D. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia."
"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku."
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan ? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha."
"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita belum tidur. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing. "Udahtidur. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali
rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gi..."
"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih.
Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya.
Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahnnya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah.
Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA.

Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah.
Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan jiwa).
Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.

Monday, December 03, 2007

pindahan

Ini cerita dah lama sebenarnya, berhubung masih ingat gak apa-apa kan kalau diceritain, hehehehehe,.. waktu itu bulan Juli, di tempat saya melakukan aktivitas dalam rangka mencari uang (mau nulis kantor aja ribet beet :D) mengalami krisis internal :(, nah pada saat itu ada kebijakan dari kantor pusat bahwa akan ada "orang" pusat yang akan dipindahkan ke kantor cabang, dan bahkan ada yang terkena "rasionalisasi" (bahasa kasarnya dipecat) degg...degg...degg jantungku pun berdegup seketika saat mendengar pengumuman tersebut, dan pada saat pengumuman itu tiba ternyata aku terkena program tersebut, tapi Alhamdulillah untungnya, aku hanya dipindahkan di cabang terdekat yaitu cabang Jakarta sebagai Credit Analist dari posisi sebelumnya accounting Staff, sebenarnya sie gak rela juga di pindahkan ke cabang:( tapi mau gimana lagi terpaksa dech dijalanin.

Kerja di cabang memang cukup membosankan secara tugas di sana gak ada internet dan juga yang biasanya di kantor pusat lumayan padat kerjaan terus di kantor cabang yang kerjaannya paling-paling habis jam makan siang juga sudah bisa selesai, paling-paling yang bisa dijadikan hiburan ya dengerin musik aja dan bawa film dari rumah buat di setel di kantor, hehehhheehe :D, tapi yang paling mengesankan kerja di kantor cabang adalah orang-orang di sana kompak-kompak semua dan penuh humorisasi.

Kira-kira satu bulanan aku tugas di cabang jakarta lebih tepatnya setelah acara "ultah" kantor, ada kejutan buatku, Supervisor HRD & GA bilang kalau aku akan dipindahkan kembali ke kantor pusat, degg... hatiku langsung deg..deg..an (karena senang mungkin ya :D), hehehhehe lagi. Dan tepat pada hari senin tanggal 10 september 2007 aku pindah ke kantor pusat menduduki jabatan (halah padahal mah staf-staf juga) sebagai Repossed Asset, sampai dengan pada saat ini.